KOPI ASIN





Ada suatu cerita tentang seorang pemuda yang sedang menaruh hati pada seorang gadis, pemuda itu berusaha mencari cara bagaimana mengungkapkan isi hatinya. Akhirnya dengan keberaniannya membuang rasa gelisah, pemuda itu menulisnya dalam secarik kertas untuk mengajaknya makan siang.Perasaan gembira bercampur gugup menyelimutinya manakala gadis tersebut menerima ajakan pemuda tersebut. Tibalah saatnya pertemuan makan siang yang mendebarkan itu tatkala gadis itu muncul setelah beberapa saat pemuda itu menunggu di rumah makan.

Dengan seluruh kekuatannya pemuda itu berusaha menutupi rasa gugupnya dengan mempersilahkan gadis itu duduk. Tiada kata terucap, tatapan matapun berjauhan setelah itu, sehingga dalam benak gadis itupun mulai bermunculan persepsi negativ akan pemuda tersebut, dalam beberapa detik sudah ada niatan gadis itu untuk meninggalkan tempat itu jika pemuda itu masih diam membisu karena pikirnya masih ada yang lebih penting untuk dia kerjakan.

Hampir saja gadis itu berdiri untuk meninggalkan tempat, pramusaji datang menanyakan pesanannya, spontan pemuda tersebut menjawab tolong saya kopi kasih garam ya..dalam benak gadis itupun bertanya-tanya kok dikasih garam?..dengan sepenuh hati pemuda itu menjawab, saya teringat waktu kecil semasa tinggal dekat pantai dimana air laut yang asin adalah bagian dari teman kehidupanku, sehingga rasa kopi asin membawaku terkenang masa-masa kecilku yang indah. akhirnya mereka pun larut dalam cerita tentang masa kecilnya, gadis itupun mulai berubah sikap dan menilai positif pemuda tersebut.

Singkat cerita akhirnya mereka berdua menjadi lebih dekat, pacaran dan menikah. mereka menjalani kehidupannya dengan harmonis dan kopi asin buatan istrinya pun tak pernah luput dalam aktifitas sehari-hari hingga beranak cucu. akhirnya pemuda itupun menjadi tua karena usia dan sakit sebelum ajal menjemput dia menulis sepucuk surat untuk istrinya. setelah beberapa hari berduka atas meninggalnya suami tercinta, diapun mulai membuka dan membaca isi surat itu. " istriku tercinta, ada sesuatu yang belum aku sampaikan, aku tidak ingin memendam kebenaran itu sampai saat ajal menjemputku. istriku tercinta, ingat pertama kali kita bertemu di sebuah rumah makan? aku memesan secangkir kopi dengan garam, waktu itu aku gugup saat kita bertemu sehingga kata gula waktu itu terucap garam namun aku berusaha untuk menutupinya dengan menceritakan kisah masa kacil itu.

Sebenarnya itu pertama kali aku minum kopi campur garam dalam hidupku dan berlanjut di hari-hari yang kita lalui bersama  sampai ajal menjemputku. Sebenarnya aku tidak menyukai kopi asin itu dan kalaupun aku dilahirkan kembali dan disuruh memilih aku akan tetap memilih kopi asin itu untuk mendapatkan mu istriku..saya rasa hutangku telah terlunasi untuk tidak menyembunyikan kebenaran itu saat ini istriku."Tak terasa menetes air matanya membaca sepucuk surat itu, ingatannya terbawa ke masa itu dan semakin deras air matanya manakala teringat kopi asin buatannya dengan sepenuh hati dan kasih sayang selama ini adalah kopi yang tidak disukai suaminya tercinta..

link:
 Edy Lugito 5 Desember 2010 ·
https://www.facebook.com/michabiqu/about?lst=100001109450101%3A100000290719725%3A1501200292&section=contact-info&pnref=about
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BEDA UMUR BEDA SASARAN TEMBAK

Misterius